Graffiti sering kali dipandang sebagai bentuk pencarian identitas anak muda atau untuk sekedar menunjukkan eksistensi
mereka. Aksi mereka pun sering berhadapan dengan aparat kota (Satpol Pamong Praja) bahkan tidak jarang juga berhadapan
dengan aparat kepolisian karena dipandang sebagai aksi yang merusak. Keberadaan bomber yang telah menjadi subkultur
anak muda dipandang sebagai pemberontakan atas struktur urban semakin diterima. Meskipun di sisi lain pandangan yang
sinis terhadap mereka tetap saja ada. Di era 1980-an, graffiti yang bertebaran di tembok-tembok kota sering menuliskan
kelompok geng atau nama almamater sekolah. Hal-hal tersebut sering menjadi pemicu kekerasan antar kelompok, namun
seiring perkembangan zaman, rupanya graffiti tidak sekedar menuliskan nama kelompok namun juga dikemas dengan cara
yang lebih artistik dan tidak sekedar tagging belaka. Hingga kemudian seiring perkembangan gaya hidup yang ditopang oleh
media massa maupun majalah dan buku-buku luar negeri yang membahas graffiti maupun dari internet, menjadikan graffiti
tidak lagi dapat dipandang sebagai bentuk politik keberbedaan, namun hanya sekedar menjadi tuntutan tren saja. Graffiti
hadir sebagai eksistensi mereka terhadap tanda zaman yang diwakili oleh tren gaya hidup dan hal ini lebih kuat tercermin
daripada menunjukkan identitas mereka yang sarat ideologi keberbedaan.
thanks you the bomber
Diposting oleh *WELCOME TO ECKO UNLTD* di 00.42 0 komentar
Label: spirit of graffiti
powerful weapon
Graffiti a Powerful Weapon
Masih ingat zamannya vandalisme anak-anak sekolah yang suka mencoret-coret properti publik dengan nama sekolah mereka seperti ”Boedoet” atau ”Rasta” dengan cat semprot dan bentuk coretan yang asal jadi. Mereka menganggap makin banyak coretan nama sekolah di kota, makin kuat sekolah mereka.
Begitu juga dengan sub kultur graffiti sebagai urban art. Seperti yang diceritakan dalam film ”Bomb the System”, Graffiti bisa menjadi sebuah senjata yang berbahaya.
Dalam scene graffiti, reputasi dan ”pride” seorang graffiti artist ditunjukan dari karya-karyanya. Ketika karya itu mengalami ”going over” atau ”slashing”, sama dengan harga diri yang diinjak-injak.
Going over graffiti berarti menggambar di atas gambar lain. Hal ini sebagai simbol agresi dari seorang artis terhadap artis lain yang gambarnya di-go over. Tapi ada beberapa jenis go over yang masih dianggap wajar dan tidak memicu agresi.
Tag di go over sebuah throw up, throw up di go over sebuah piece. Biasanya go over seperti ini tidak memancing insiden apa pun. Yang menyimpangi etika ini, misalnya dengan menggambar graffiti tingkat rendah di atas graffiti dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sama saja dengan sebuah hinaan. Menganggap si empunya graffiti sebagai “toy” atau derajat terrendah dalam scene graffiti.
Sedangkan slash adalah mencoret graffiti orang lain. Walaupun lebih sederhana daripada going over, slash bermakna hinaan yang lebih dalam daripada going over. Slashing juga sering disebut dengan marking dan capping. Istillah capping sendiri berasal dari seorang graffiti artist bernama Cap yang melakukan slashing di semua transit car di New York.
Diposting oleh *WELCOME TO ECKO UNLTD* di 00.25 0 komentar
Label: spirit of graffiti
GRAFFITI LEGEND
COPE 2
The man, the myth, the legend - Cope2! He's done it all, and to this day he is still doing his thing. In my (black) book, he is the King of all Kings. He painted trains in the 80's and even 20 years later he's still out there rockin' walls (and clean trains). Not just legal walls but he still bombs to this day. And when he paints his pieces, he doesn't even draw a sketch. Hi pieces are literally straight off the dome piece!
Many feel he's the one that kept graffiti alive in the 1990's. In a time when the Mayor was doing everything in his power to stomp graffiti out he was still defying the law. Cope 2 also sent in pictures to the Source magazine to keep graffiti in the public eye. While may writers retired and hung their cans up, Cope2 was out there organizing productions. People from other countries even came to NYC to paint with Cope2.
If you haven's seen his video, do yourself a favor and watch it! This is the illest graff video of all time! Watch as he sneaks into train yards - not to do a quick throw-up and be in and out - but he actually does a piece! Watch him do an interview as transit workers look on in the background! He also goes into home depot and racks some paint.
T-kid
T-Kid has done it all and has been down with the New York graffiti since the 1970's. He sill paints not only in NYC but all over the world. He's also just arrived from a European tour to promote his new book. "The Nasty: Terrible T-Kid 170". This interview was done during this summer 2005. He was very honest and open and had some very good insights to share. It's a great interview which I know you will enjoy. This is the first in a series of interviews to come.
Diposting oleh *WELCOME TO ECKO UNLTD* di 00.02 0 komentar